Spanning Tree Protocol atau yang biasa disingkat STP adalah jalur layer network
protocol yang menjamin tidak terjadi loop dalam topologi dari banyak bridge dalam
LAN. STP ini menggunakan algoritma yang disebut
(STA)
untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan
link-link redundant.
Pertama, STP akan melihat semua link pada network dan menutup link (jalur) yang
redundant. STP ini akan memastikan tidak terjadi yang namanya looping dengan memilih
dari beberapa bridge yang terhubung. Sebagai contoh dapat lihat pada
gambar topologi berikut ini,
Root bridge merupakan bridge dengan bridge ID terkecil. Bridge ID digunakan untuk
menentukan root-bridge dan root-port. Tiap bridge memiliki unique identifier (ID).
ID ini ditentukan oleh sebuah kombinasi dari apa yang disebut bridge priority
dan alamat MAC dasar. Untuk membandingkan dua bridge ID, pertama yang akan dibandingkan
adalah priority number. Pilih yang memiliki bridge priority yang paling kecil
/ terendah. Namun jika priority number di semua bridge sama, maka selanjutnya
yang akan dibandingkan adalah MAC Address, pilih MAC Address terendah. Dari topologi
diatas terlihat bahwa R1 memiliki bridge priority paling kecil sehingga R1 dijadikan
sebagai Root Bridge. Jika kita ingin interface bridge yang lain dijadikan root
bridge, maka kita bisa mengatur bridge priority-nya seperti pada gambar berikut
ini,
Kemudian STP akan menempatkan semua port aktif pada root bridge dalam status
Forwarding. Setelah salah satu interface bridge router dijadikan sebagai root
bridge maka interface bridge yang lain akan bertindak sebagai
non-root bridge.
Setelah root-bridge ditentukan, selanjutnya setiap interface akan memiliki yang
namanya port role. Port pada non-root bridge yang mempunyai nilai cost terkecil
dan terhubung langsung ke port root bridge dinamakan
root port. Root port tersebut
akan ditempatkan pada status forwarding oleh STP. Port yang memiliki path cost
paling sedikit untuk mencapai root bridge dan tidak terhubung langsung pada root
bridge dinamakan
designated port. Designated port juga berada dalam status forwarding.
Port yang berada diluar jalur yang sama dianggap non-designated dan berada dalam
status blocking. Kenapa statusnya diblok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika
root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya ber-status blocking
akan diaktifkan dan kembali menentukan path / jalur baru. Detailnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini,
Pada R1 sebagai root bridge, interface yang menuju ke bridge lain yakni ke R2
dan R3 akan menjadi designated port. Sedangkan pada R2 dan R3, interface yang
terhubung ke R1 akan menjadi root port. Link antara R2 dan R3 salah satunya akan
seperti di disable atau menjadi alternate. Secara default akan membandingkan MAC
Address pada port-nya, jika lebih besar maka akan menjadi alternate. Root port
merupakan jalur utama yang aktif, sedangkan alternate port merupakan jalur cadangan
apabila jalur root port terputus.
Aliran data pada bridge dapat kita ubah secara manual dengan cara mengatur path
cost-nya.
Misalkan, path cost pada ether3 di R3 dan ether2 di R2 akan kita ubah menjadi
lebih kecil dari ether1 di R2, maka root port akan berpindah seperti gambar berikut
ini berikut ini,
Root path cost merupakan hasil penjumlahan dari path cost, Misal, pada ether2
di R2 menghasilkan root path cost = 9. Hal ini merupakan penjumlahan dari path
cost ether3 R3 dan ether2 R2.
Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP)
Pada router Mikrotik sudah dilengkapi dengan protokol
Rapid Spanning Tree Protocol
(RSTP) yang fungsinya untuk mencegah terjadinya looping pada jaringan bridge.
Pada dasarnya, cara kerja RSTP ini sebenarnya sama dengan STP karena RSTP merupakan
pengembangan dari
Spanning Tree Protocol (STP). Baik STP maupun RSTP nantinya
akan melakukan "blocking" terhadap salah satu interface yang telah di-bridge.
Interface yang berada dalam status blocking tersebut nantinya tidak akan meneruskan
trafik.
Kerena RSTP merupakan penyempurnaan dari STP maka yang membedakan adalah dalam
segi waktu transisi dari kondisi aktif (active state) menuju ke kondisi forward
(forwarding state) ke setiap port. Artinya, RSTP akan memberikan penentuan jalur
yang lebih cepat dibanding STP.