Di MikroTik selain fungsi utama dari perangkatnya sendiri yang
digunakan untuk kebutuhan routing, ditambahkan juga fitur-fitur yang
lain untuk fungsi monitoring kondisi jaringan. Dengan adanya fitur tersebut menjadi
alasan utama, perangkat MikroTik salah satu perangkat jaringan yang banyak digunakan.
Salah satu fitur monitoring yang ada di MikroTik adalah 'Wacthdog'. Mungkin dari
pengguna MikroTik, diantaranya masih belum familiar dengan fitur ini. Watchdog
merupakan fitur monitoring yang sebenarnya sudah ditambahkan mulai RouterOS versi
3.x, 4.x.
Fungsi Watchdog
Sebenarnya secara fungsi fitur ini hampir serupa dengan fitur Netwatch yang sudah
dibahas pada artikel sebelumnya. Fitur ini akan melakukan test PING ke sebuah
tujuan, dan dari hasilnya akan dilakukan 'action' nya. Namun, untuk netwatch sendiri
lebih custom untuk 'action' yang akan digunakan (berdasarkan script yang ditambahkan),
sedangkan Watchdog merupakan fitur
yang digunakan sebagai 'trigger' untuk melakukan reboot router secara otomatis.
Dengan watchdog ini system akan melakukan reboot ketika kondisinya adalah IP
Address yang dimonitoring tidak memberikan respon atau ketika terdeteksi system
mengalami 'Stuck'.
Ada 2 cara system watchdog melakukan pengecekan:
- Watchdog Timer - Dengan parameter ini ketika mendeteksi adanya malfungsi hardware
dan system mengalami 'stuck' maka akan dilakukan reboot.
- Ping Watchdog - Dengan parameter ini system akan melakukan pengecekan dengan
test PING ke IP Address yang ditentukan. Jika tidak ada reply maka system akan
reboot.
Selain melakukan reboot ketika ada permasalahan, system juga bisa membuat atau
generate file supout.rif dan dikirimkan melalui email.
Dengan fungsi diatas maka kita bisa memanfaatkannya untuk permasalahan yang ada
dijaringan. Contohnya, kita bisa menerapkan fitur watchdog pada perangkat-perangkat
yang ada di remote area yang mana untuk menjangkau perangkatnya secara langsung
cukup sulit, seperti perangkat wireless MikroTik yang terpasang di atas tower
dan manajemennya kita lakukan dari kantor server yang lokasinya jauh dari tempat
instalasi.
Jika disuatu kondisi perangkat mengalami 'stuck' secara system dan tidak bisa
di remote jarak jauh, maka kita bisa memanfaatkan fitur ini untuk melakukan reboot
router secara otomatis.
Salah satunya kita bisa menggunakan fungsi dari 'Ping Watchdog' dari konfigurasi
perangkat wireless. Untuk konfigurasinya sangat mudah, kita tinggal menentukan
parameter yang sudah disediakan.
Beberapa parameter pada PING Watchdog antara lain:
- Watch Address (Default: None) - Merupakan IP Address yang akan di lakukan monitor dengan test PING. Jika
diset 'None' maka fitur Ping Watchdog tidak aktif.
- Ping Timeout (Default: 60s) - System akan reboot ketika 6 kali test PING dan hasilnya 'Timeout' atau tidak
reply. Pengetesan PING dilakukan setiap 10 detik sekali. Sehingga jika ditotal
menghasilkan nilai default 60 detik atau 1 menit.
- Ping Start After Boot (Default: 00:05:00) - Untuk menentukan seberapa lama setelah reboot, system tidak melakukan test
dan ping ke watch-address. Dengan kata lain secara default ketika watch address
di-setting dan hasilnya tidak reply, maka system akan melakukan reboot router
setiap 6 menit.
System juga akan membuat file supout.rif dan disimpan di menu "/Files" untuk
pengecekan lebih lanjut perihal konfigurasi yang ada atau bisa juga dikirimkan
ke Tim MikroTik Support untuk melakukan konsultasi.
Jika kita tidak bisa langsung remote akses ke router untuk mengambil file supout.rif
yang di-generate, maka kita bisa juga mengirimkan
file supout.rif tadi melalui email.
*) Note:
Untuk kebutuhan diatas pastikan IP Address yang diisikan memiliki 'down-time'
yang sedikit. Misal, kita setting dengan menggunakan IP Address dari perangkat
server atau bisa juga dengan IP Public seperti Google (8.8.8.8, 8.8.4.4), Cloudflare
(1.1.1.1).
Jika tidak demikian walaupun kondisi perangkat baik, akan dilakukan
reboot ketika system watchdog tidak bisa menerima reply dari IP Address tersebut.