Disaat membangun jaringan wireless tentunya kita memiliki nilai nilai yang harus terpenuhi, beberapa diantaranya yaitu sinyal yang baik, stabil, dan kapasitas dari link wireless yang terbentuk.
Untuk mendapatkan kestabilan tentunya kita bisa melakukan pointing dengan benar,
menggunakan frekuensi yang bersih, dan konfigurasi data rate agar tidak flapping.
Kapasitas link juga merupakan hal yang penting, karena akan sangat berpengaruh
terhadap seberapa besar traffic yang bisa kita lewatkan. Untuk menambah kapasitas
link ada beberapa alternatif yang bisa kita coba seperti menggunakan protokol
802.11ac dan menggunakan channel width yang lebar tentunya akan sangat rentan
terhadap interferensi.
Selain itu bisa juga menggunakan protokol proprietary
mikrotik seperti nstreme dual slave, namun kita harus menggunakan perangkat AP
dengan dua interface wireless fisik. Kami juga sudah pernah merilis vidio mengenai
nstreme
dual slave yang bisa dilihat pada halaman berikut: Implementation of Nstreme Dual - MIKROTIK TUTORIAL [ENG SUB].
Jika prasyarat di atas tidak bisa kita penuhi, ada alternatif lain yang cukup
menarik yaitu kita tambahkan link wireless lagi dan melakukan
eoip tunnel bonding
yang akan kita bahas pada artikel ini.
EoIP merupakan protocol pada Mikrotik RouterOS yang berfungsi untuk membangun
sebuah Network Tunnel antar MikroTik router di atas sebuah koneksi TCP/IP.
Sifat EoIP mirip seperti ethernet, tentunya bisa kita lakukan bonding interface.
Bonding adalah sebuah teknologi yang memungkinkan agregasi lebih dari satu interface
ethernet dan menggabungkan menjadi satu link sehingga kita akan mendapatkan troughput
bandwith yang lebih besar, detail mengenai bonding bisa temen temen lihat pada
artikel berikut: Konfigurasi Dasar Bonding Interface
Contoh kasus nya kita memiliki topologi seperti di atas, memiliki satu router
dan dua perangkat wireless di setiap site. Kita asumsikan bahwa jika hanya menggunakan
satu wireless link bisa melewatkan bandwidth maksimal 150mbps, dengan menggunakan
dua wireless link kita bisa melewatkan bandwidth yang lebih besar tentunya.
Untuk konfigurasi wireless bisa dilihat pada artikel berikut: https://citraweb.com/artikel_lihat.php?id=114
kita menggunakan model point to point bridging.
Kita gunakan ether2 untuk link jawa - bali bawah dan ether3 untuk link jawa -
bali atas. Kemudian konfigurasikan ip address pada masing masing ethernet.
Kemudian buat satu interface eoip di tiap tiap link nya seperti gambar dibawah.
Setelah memiliki dua interface eoip maka kita buat interface bonding untuk kedua
eoip tadi. Untuk mode menggunakan balance rr.
Tambahkan juga ip address pada interface bonding.
Selanjutnya kita bisa konfigurasikan router bali
sama seperti pada router jawa, kita menggunakan ether2 untuk link jawa - bali
bawah dan ether3 untuk link jawa - bali atas.
Konfigurasikan ip address sesuai dengan segmen masing masing dan coba lakukan ping untuk menguji koneksi.
Hal yang sama kita lakukan, yaitu membuat bonding untuk interface eoip. dan juga
tambahkan ip address pada interface bonding tersebut.
Setelah selesai konfigurasi, hal yang bisa kita lakukan adalah melakukan pengetesan.
Kita coba dulu untuk melakukan pengetesan tiap tiap link wireless.
Link jawa - bali bawah
Setelah melakukan bonding
Terlihat bandwidth yang dilewatkan akan mengalami penurunan karena terdapat overhead
dari eoip sekitar 12% dan penyesuaian pada bonding interface. Namun pada akhirnya
kita mendapatkan bandwidth yang lebih besar daripada menggunakan satu link wireless.
Catatan:
Penggunaan bonding ini kecepatan link pertama dan kedua harus seimbang atau satu banding satu. Jika tidak seimbang maka bandwidth yang didapat hanya 2 kali kecepatan ter rendah.
Artikel ini dibuat pada tanggal 8 Juli 2021
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Fitur & Penggunaan