Saat membangun jaringan wireless di area indoor tentunya terdapat beberapa tantangan
tersendiri. Beberapa tantangan yang akan muncul dalam pembangunan jaringan wireless
di area indoor ini diantaranya seperti pertimbangan channel untuk meminimalisir
interferensi, letak penempatan access point, mempertimbangkan adanya halangan,
hingga adanya deadzone atau titik area yang tidak terjangkau oleh sinyal wireless
kita.
Salah satu solusi dalam pemasangan wireless di area indoor agar seluruh area
dapat tercover dengan baik adalah dengan memasang beberapa AP pada beberapa titik.
Salah satu metode yang biasa digunakan untuk konektivitas antar AP ini adalah
dengan memanfaatkan teknologi WiFi Mesh.
Wifi mesh merupakan teknologi yang menggabungkan beberapa access point di beberapa
titik menjadi satu jaringan. Tujuannya agar saat client terkoneksi ke dalam jaringan
mesh, client tidak akan merasakan jaringan terputus saat berpindah tempat karena
akan otomatis terkoneksi ke wireless terdekat. Hal ini biasa disebut dengan istilah
wireless roaming.
Pada wireless cambium, kita dapat mengaktifkan fitur Wifi mesh ini yang bisa
kita gunakan untuk memperluas area jangkauan wireless dan menghindari adanya dead
zone. Berikut contoh topologi yang akan digunakan :
Dalam kasus ini, kami menggunakan AP Cambium E410 dengan konfigurasi standalone.
Bagi yang belum mengetahui cara konfigurasi cambium standalone, bisa melihat video
berikut ini : Konfigurasi Stand Alone AP dengan Cambium Networks cnPilot e430H
Pada cambium, terdapat 3 mode wifi mesh yang bisa digunakan yaitu :
- Mesh Base : digunakan sebagai wireless pusat yang akan mendistribusikan konfigurasi
- Mesh Client : digunakan sebagai wireless client yang akan terkoneksi ke base
atau
ke client lain
- Mesh Recovery : digunakan sebagai backup jika terjadi masalah pada link antara
base
dan client
Pada access point pertama, karena terkoneksi langsung dengan router maka akan
menggunakan mode Base. Sedangkan access point lain akan terkoneksi ke Base dengan
mode Client.
Konfigurasi :
Untuk langkah pertama, aktifkan konfigurasi radio pada perangkat access point
dengan mengakses menu Configure > Radio. Karena perangkat yang digunakan adalah
CnPilot E410, pastikan mengaktifkan berdasarkan frekuensi yang digunakan. Lalu
pilih channel yang akan digunakan oleh access point.
Selanjutnya masuk ke menu Configure > WLAN. Lalu tambahkan WLAN yang akan digunakan
untuk interkoneksi antar Access Point atau membangun jaringan wireless mesh.
Untuk access point pertama, karena akan dijadikan sebagai pusat maka mode yang
digunakan adalah Base (Mesh-Base). Tentukan SSID dan Security yang akan digunakan
untuk interkoneksi antar access point cambium.
Sedangkan access point lain, akan menggunakan mode Client atau Mesh-Client. Pastikan
SSID dan Security sudah sesuai dengan Access Point Base.
Apabila link antara Mesh Base dan Mesh Client sudah terbentuk, pada Mesh
Base menu Monitor > Wireless akan muncul
Mesh Client di table Wireless Mesh. Fitur ini digunakan untuk monitoring access
point mana saja yang sudah terkoneksi ke Base.
Setelah jaringan mesh kedua access point sudah terkoneksi dengan baik, tambahkan
WLAN baru yang akan digunakan untuk client. Penambahan WLAN ini harus dilakukan
pada semua access point yang tergabung dalam jaringan mesh. Baik pada access point
base maupun access point client, usahakan SSID dan security yang digunakan sama.
Dengan begitu, laptop bisa terkoneksi ke jaringan mesh dan akan mendapatkan IP
Address
dari router utama. Karena semua access point menggunakan SSID yang sama, maka
user client akan terkoneksi dengan AP terdekat. Dan saat user client berpindah
tempat, client masih tetap terkoneksi ke jaringan.
Artikel ini dibuat pada 23 Juli 2021