Dalam sebuah jaringan, terutama jaringan dengan skala yang sudah cukup besar, misalnya : kantor, sekolah, atau kampus, biasanya akan memiliki lebih dari satu jalur backbone untuk menuju ke Internet. Untuk memanfaatkan link tersebut kita dapat menggunakan metode Load Balance, salah satunya adalah load balance ECMP.
Load balance ECMP sendiri merupakan metode load balance yang cukup mudah untuk dilakukan. Metode load balance ini akan membagi beban koneksi secara random untuk setiap link yang tersedia.
Mungkin teman-teman ada yang menerapkan load balance di lapangan. Biasanya agar memiliki bandwidth yang lebih besar, dan juga bisa sebagai backup jika terjadi masalah di salah satu link. Konfigurasi Load Balance ECMP pada RouterOS Versi 6 mungkin sudah familiar dipakai karena termasuk konfigurasi yang paling mudah dan efektif. Seiring berkembangnya RouterOS, terutama pada routerOS versi 7, ternyata terdapat perbedaan saat ingin menerapkan load balance ECMP pada jaringan.
Yuk kita bahas perbedaan konfigurasinya. Contoh kasus yang digunakan untuk implementasi load balance ECMP kali ini adalah sebagai berikut :
Dari kondisi yang ada, kita memiliki 2 jalur untuk akses ke Internet, gateway ISP A yaitu 10.0.0.1, sedangkan gateway ISP B yaitu 172.16.0.1. Dalam kondisi tersebut kita dapat mengimplementasikan load balance ECMP sehingga kedua link dapat digunakan pada waktu bersamaan.
Pada RouterOS Versi 6, kita dapat menambahkan beberapa gateway pada satu rule routing.
Sedangkan pada routerOS versi 7, kita tidak bisa menambahkan beberapa IP Gateway ke dalam satu rule. Untuk mengaktifkan load balance ECMP di RouterOS versi 7 kita perlu membuat rule routing sesuai dengan link yang kita miliki. Jika kita memiliki dua link untuk ke internet seperti di topologi, dengan asumsi kedua link tersebut memiliki kapasitas bandwidth yang sama, maka kita perlu membuat dua buah rule routing dengan detail seperti berikut :
Pembuatan rule bisa menggunakan nilai dst-address yang sama. Distance yang digunakan juga sama yaitu Distance =1. Jika di RouterOS versi 6 kondisi diatas akan mengakibatkan salah satu rule dalam kondisi inactive. Namun, pada RouterOS versi 7 kondisi tersebut akan mengaktifkan logika ECMP di Router. Hal ini dapat kita buktikan dari Flag yang muncul, dimana kedua rule memiliki flag A atau active serta memiliki flag + yang berarti ECMP.
Jika ternyata kedua link memiliki kapasitas bandwidth yang berbeda, maka harus membuat beberapa rule berdasarkan perbandingan kapasitas bandwidth kedua link. Sebagai contoh ISP A = 40Mbps dan ISP B = 10Mbps, maka harus membuat 5 rule default gateway seperti berikut ini (Perbandingan 4:1):
Jangan lupa juga untuk menambahkan rule srcnat masquerade untuk setiap ISP yang ada. Sebagai contoh detail dari rule srcnat masquerade yang perlu dibuat seperti gambar di bawah :
Cukup menarik bukan? Tertarik untuk migrasi dari RouterOS versi 6 ke versi 7?
Dengan konfigurasi penambahan default gateway beberapa kali, maka kedua link untuk menuju ke internet dapat kita gunakan secara bersamaan dengan menggunakan load balance ICMP. Selain itu fungsi failover juga akan aktif, sehingga apabila terdapat satu link yang mati maka traffic akan diarahkan ke link yang tersedia. Pembuatan rule ini perlu di cermati karena jika memiliki banyak link ke internet maka akan banyak rule pada tabel routing.
Saran kami, untuk menghindari kesalahan saat menerapkan load balance ecmp, kita bisa menggunakan comment untuk membedakan dan mengelompokkan rule tertentu.
Dalam kasus lain, jika anda memiliki 3 ISP maka harus membuat perbandingan berdasarkan perbedaan bandwidth ketiga link tersebut. Contoh anda menggunakan 3 ISP dengan detail :
ISP A = 30Mbps
ISP B = 10Mbps
ISP C = 5 Mbps
Maka anda bisa menggunakan 1:2:6. Dari perbandingan tersebut, kita bisa membuat 9 rule default gateway agar Load balance ECMP bisa berjalan maksimal.
Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Routing