Artikel
	Konfigurasi Dasar MPLS di MikroTik
	 Jum'at, 17 Maret 2017, 09:17:00 WIB
	Kategori:  Fitur & Penggunaan	
Multiprotocol Label Switching (atau disingkat MPLS) merupakan sebuah 
metode transmisi data yang menggunakan label untuk melakukan forwarding 
paket data. Dengan penggunaan label ini maka pengiriman paket data akan 
dilakukan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok yang ditransmisikan 
tidak terkait dengan kelompok lainnya. Dengan penggunaan label dalam 
transmisi data MPLS merupakan metode transmisi dengan beban proses yang 
minimal.

MPLS sendiri dikenal 
sebagai layer 2,5 (karena dalam system OSI terletak antara OSI layer 2 
dan layer 3). Untuk penambahan header MPLS memanfaatkan L2MTU yang mana 
disetiap header dapat mengandung satu atau beberapa label (shims) yang 
masing-masing berukuran 32bit (Label - 20bits, EXP - 3bits class of services, End of stack flag - 1bit, TTL 
- 8 bits).
How MPLS Work?
Prinsip kerja dari MPLS ini adalah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. MPLS akan menyelipkan label diantara header layer 2 dan layer 3 pada paket 
yang diteruskan.

Label ini ditambahakan dan juga akan dihilangkan oleh LER (Label Edge Router) yang mana sebagai penghubung antara jaringan MPLS dan jaringan luar. Label 
ini berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. MPLS sudah menyiapkan jalur aliran data 
ke semua kombinasi node yang disebut sebagai LSP (Label Switching Path). Setiap router yang tergabung dalam jarinagn MPLS berperan serta dalam pembuatan 
LSP ini. Selanjutnya paket data disalurkan ke setiap LSR (Label Switching Router) sesuai LSP yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dari komponen MPLS diatas (LER & LSR) masing-masing memiliki tugas sendiri:
LER (Label Edge Router)
- Menambahkan Label (Insert) ketika trafik datang (Ingress).
 
- Menambah label lagi (Stack) jika ada service tambahan.
 
- Menghilangkan semua label (POP) pada trafik keluar dari MPLS (Egress).
 
LSR (
Label Switching Router)
- Melakukan forwarding packet (SWAP) berdasarkan label (LSP) yang sudah dibuat.
 
- Menghilangkan Label terluar (POP) jika terjadi Label Stack.
 
Posisi Router dalam MPLS
Masing-masing perangkat router dalam MPLS juga mempunyai peran yang secara umum 
dibedakan menjadi 3 jenis:
- P (Provider Router) - Router backbone yang melakukan label switching (LSR). Tidak melibatkan routing 
internet atau routing dari customer.
 
- PE (Provider Edge Router) - Router yang melakukan Label Popping (LER). Router yang terhubung ke berbagai 
service: Internet, L3VPN, L2VPN/VPLS, TE (Traffic Engineering).
 
- CE (Customer Edge Router) - Perangkat yang ada di customer yang akan berkomunikasi dengan PE. 
 
Konfigurasi Dasar MPLS pada MikroTik
Selanjutnya kita akan mencoba melakukan konfigurasi sederhana jaringan MPLS menggunakan 
router MikroTik. Di MikroTik sendiri fitur MPLS akan bisa digunakan ketika package 
MPLS.npk sudah diinstall. Pastikan package tersebut sudah ditambahkan sebelumnya.
Untuk konfigurasinya kita kan membangun jaringan dari 7 routerboard yang masing-masing 
ada yang menjadi P (Provider), PE (Provider Edge) dan CE (Customer Edge). Lebih 
detail topologinya seperti gambar berikut. 
 
Sesuai gambar topologi diatas 5 router akan tergabung dalam jaringan MPLS (P & 
PE) kemudian dimasing-masing PE terhubung ke CE yang mana komunikasi LAN antar 
CE adalah satu segment. Supaya dapat komunikasi satu segment nanti kita akan membuat 
VPLS Interface yang menghubungkan antar PE kemudian dilakukan 
Bridging dengan interface yang terhubung ke CE.
Untuk komunikasi perangkat di jaringan MPLS kita akan menggunakan IP Loopback 
dimasing-masing perangkat. Supaya IP Loopback ini dapat diakses di semua perangkat 
kita akan melakukan routing dinamic menggunakan OSPF. IP Loopback ini akan digunakan 
sebagai LSR-ID dan juga Transport Address untuk komunikasi MPLS.
Langkah awal, kita setting ospf dengan backbone area untuk 'advertise' IP Loopback 
tersebut. Konfigurasi OSPF Backbone area bisa dilihat pada artikel sebelumnya 
disini. Yang perlu diperhatikan dari konfigurasi OSPF ini adalah di masing-masing 
router MPLS pastikan routing ke IP Loopback setiap router sudah 
muncul.
 
Contoh Route List dari masing-masing PE
Setelah semua IP Loopback sudah masuk di Route List, kita akan konfigurasi jaringan 
MPLSnya. Pilih Menu MPLS --> MPLS --> LDP Interface --> Klik Add [+]. Kita tentukan interface dari router yang tersambung ke router lainnya yang 
berada di dalam jaringan MPLS.
Selanjutnya di TAB yang sama (LDP Interface), kita juga konfigurasi pada "LDP Settings". Disitu kita aktifkan LDP (Label Distribution Protocol) dengan mencentang opsi 
'Enabled'. Dan juga di parameter "LSR ID" dan "Transport Address", kita isikan alamat IP Loopback yang terpasang di router.
Konfigurasi diatas dilakukan pada setiap router yang terhubung ke jaringan MPLS (yaitu Router P & PE).
Setelah konfigurasi tersebut dilakukan di masing-masing router P & PE secara 
otomatis jaringan MPLS sudah aktif. Untuk pengecekan kita bisa melakukan test 
traceroute dari ujung (PE) ke PE lainnya. Dari hasilnya nanti pada status akan 
ada informasi dari Label yang digunakan pada setiap hop.
Konfigurasi VPLS Tunnel di MPLS
Setelah jaringan MPLS terbentuk, kita akan menghubungkan kedua perangkat CE
sesuai topologi diatas melalui jaringan MPLS. Karena perangkat CE tidak masuk 
kedalam jaringan MPLS, kita membutuhkan sebuah tunnel untuk koneksinya. Ada beberapa 
macam metode tunnel yang digunakan di dalam jaringan MPLS namun pada umumnya banyak 
digunakan yaitu 
VPLS.
VPLS (
Virtual Private LAN Services) ini bisa juga disebut sebagai 
L2VPN atau juga 
EoMPLS.
VPLS tunnel sendiri kita buat disisi router PE yang terhubung ke masing-masing 
CE. Jadi tidak perlu kita buat tunnel di setiap router dalam MPLS.
Untuk pembuatan VPLS kita masuk ke menu 
MPLS --> 
VPLS --> Klik 
Add [+]. Dan pada TAB "General" kita tentukan parameter 
Remote Peer dan 
VPLS ID.
- Remote Peer - Kita isikan dengan IP Loopback dari router PE lawan.
 
- VPLS ID - Kita isikan dengan penomoran yang unik disetiap tunnel yang terbentuk. Harus 
sama nilainya antar router yang melakukan peering.
 
 
Jika dilihat lagi topologi diatas untuk komunikasi dari kedua router CE menggunakan 
segment network yang sama. Untuk itu setelah tunnel terbentuk dan dipastikan terkoneksi 
(flag R) kita akan setting bridging dengan interface PE yang terhubung ke CE di 
masing router PE.
  
     
	Kembali ke :
Halaman Artikel | Kategori Fitur & Penggunaan